Tokopedia

Tokopedia
Jas Hujan

STIPAP VS USU

PTKI VS Teknik Kimia USU

Asap Cair dan Manfaatnya

Google My Business (Google Place) Untuk Bisnis Lokal Berkembang

Kenapa Wikipedia Selalu Teratas di Pencarian Google

Kenapa Wikipedia Selalu Teratas di Pencarian Google

http://3.bp.blogspot.com/-SW3JrvKUC_g/VP74aOVZjeI/AAAAAAAAAJc/5ISvrLQF-fA/s1600/Copy-of-300x250-sitebuilder_128.gif
      Wikipedia adalah situs paling SEO. Dia selalu berada paling atas di pencarian google. Apakah ini berarti Wikipedia bekerjasama dengan google?. Jeremy Hoffman (bekerja di Google) mengatakan "tidak, itu adalah sesuai dengan algoritma google". ada beberapa faktor yang membuat Wikipedia selalu tampil teratas.

        Jika kamu mau blog tampil teratas bisa juga meniru apa yang dilakukan Wikipedia. Adapun faktor yang mempengaruhi posisi Wikipedia adalah :

1. Wikipedia adalah kumpulan dari berbagai penulis dan juga para expert sehingga isi dari Wikipedia sangat berbobot dan berguna. Jika kamu ingin mencari sesuatu yang belum kamu ketahui pasti setelah membuka situs wikipedia semua ketidatahuanmu bisa terjawab. Itulah makanya wikipedia situs yang sangat berbobot dan sangat bermanfaat yang ditulis para penulis ataupun expert.

2. Backlink yang berkualitas. Bagi kamu para blogger pasti pernah mendengar istilah baclink. Ada yang mengatakan content is the King and backlink is the Queen. Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya suatu baclink ini. Tetapi ingat buatlah backlink yang berkualitas dan bukan backlink abal-abal sebab tidak ada guna di mata google.

3. Informasi Wikipedia selalu fresh dan terbaru. Hal ini membuat informasi yang ada tidak terkesan ketinggalan zaman sehingga content dari Wikipedia tetap  terbaru mengalahkan kualitas dari website lain yang tidak pernah diperbaharui

4. Wikipeida punya banyak pengunjung. Sesuai dengan algoritma google semakin banyak pengunjung maka membuat situs Wikipedia populer dan google menempatkannya paling atas. Sesuai hukum alam yang kuat menang dan yang lemah kalah dalam hal pengunjung situs.

     Demikian beberapa alasan kenapa Wikipedia selalu tampil teratas di google search. Semoga bermanfaat
Cara

Makalah Produksi Bersih

http://3.bp.blogspot.com/-SW3JrvKUC_g/VP74aOVZjeI/AAAAAAAAAJc/5ISvrLQF-fA/s1600/Copy-of-300x250-sitebuilder_128.gif
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Minimalisasi Limbah
      Banyaknya kasus pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah industri dewasa ini telah mendorong terjadinya pergeseran paradigma di dalam penanganan limbah industri tersebut. Pergeseran paradigma yang dimaksud adalah perubahanend of pipe treatment menjadi pollution prevention principle. Hal ini berarti penanganan limbah dilakukan bukan setelah limbah tersebut terbentuk, tetapi pengelolaannya diupayakan sedemikian rupa mulai daribahan baku sampai akhir pemakaian produk agar dihasilkan limbah seminimalmungkin. Upaya ini lebih bersifat proaktif dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu. Dengan menguasai paket teknologi minimisasi limbah dan pemanfaatan ulang material berbahaya dalam limbah (Panggabean, 2000).
      Pengelolaan limbah pada dasarnya bertujuan untuk mengendalikan pencemaran yang disebabkan oleh kegiatan industri. Secara hirarki, upaya pengelolaan limbah tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Pada gambar tersebut terlihat upaya pengelolaan limbah yang pertama sekali diupayakan adalah meminimisasi limbah dengan cara reduksi pada sumbemya dan diikuti dengan pemanfaatan limbah baik di dalam pabrik (on-site), maupun di luar pabrik (off-site) tersebut. Reduksi limbah pada sumbernya adalah upaya untuk mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas, dan tingkat bahaya limbah yang akan menyebar di lingkungan, secara preventif langsung pada sumber pencemar. Pemanfaatan limbah adalah upaya mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas, dan tingkat bahaya yang menyebar di lingkungan, dengan cara memanfaatkannya melalui cara penggunaan kembali (reuse), daur ulang (recycle), perolehan kembali (recovery). Setelah upaya minimisasi limbah dilakukan dengan maksimal, kemudian limbah yang terbentuk selanjutnya diolah dengan memperhatikan baku mutu limbah yang berlaku. Setiap upaya pengolahan limbah umumnya akan menghasilkan sisa akhir, misalnya lumpur (sludge). Sisa akhir proses pengolahan limbah tersebut sebelum dibuang ke lingkungan, harus diolah terlebih dahulu (Panggabean, 2000).

1.2 Tujuan Makalah
Adapun tujuan minimalisasi limbah adalah:
1. Mengetahui penyebab pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh proses produksi
2. Mengetahui minimalisasi limbah pada produksi bersih
3. Mengetahui salah satu cara minimalisasi limbah adalah ekoefisiensi dari dampak lingkungan dan ekonomi.

1.3 Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dari makalah “Minimalisasi Limbah” adalah:
1. Pengertian produksi bersih dan teknik pelaksanaannya.
2. Analisa neraca massa pada proses industri dalam meminimalisasi limbah.
3. Hubungan ekoefisiensi dengan produksi bersih
















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Produksi Bersih
      Konsep Cleaner Production dicetuskan oleh United Nation Environmental Program (UNEP) pada bulan Mei 1989. UNEP menyatakan bahwa Cleaner Production merupakan suatu strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu dan diterapkan secara kontinu pada proses produksi, produk dan jasa untuk meningkatkan eko-efisiensi sehingga mengurangi resiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

Gambar 2.1 Teknik Produksi Bersih
(Hidayat, 2012)

2.2 Teknik Pelaksanaan Produksi Bersih
      Ada beberapa teknik pelaksanaan produksi bersih adalah (Afmar, 1999):
1. Pengurangan pada Sumber
    Pengurangan pada sumber merupakan pengurangan atau eliminasi limbah pada sumbernya. Upaya ini meliputi:
a. Perubahan produk
   Perancangan ulang produk, proses dan jasa yang dihasilkan sehingga akan terjadiperubahan produk, proses dan jasa. Perubahan ini dapat bersifatkomprehensif maupun radikal. Dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
Ø Subsitusi produk
Ø Konservasi produk
Ø Perubahan komposisi produk
b. Perubahan Material Input
   Perubahan material input dilaksanakan untuk mengurangi atau menghilangkan bahan berbahaya dan beracun yang masuk atau digunakan dalam proses produksi sehingga dapat menghindari terbentuknya limbah B3 dalam proses produksi.
c. Volume Buangan Diperkecil
    Ada dua macam cara yang dapat dilakukan, yaitu:
Ø Pemisahan
  Pemisahan limbah dimaksudkan untuk memisahkan limbah yang bersifat racun dan berbahaya dengan limbah yang tidak beracun. Teknologi ini dipakai untuk mengurangi volume limbah dan menaikan jumlah limbah yang dapat diolah kembali.
Ø Mengkonsentrasikan
    Mengkonsentrasikan limbah pada umumnya untuk menghilangkan sejumlah komponen. Dilakukan dengan pengolahan fisik, misalnya pengendapan atau penyaringan. Komponen yang terpisah dapat digunakan kembali.
(Dwi dan Susanti, 1997)
d. Perubahan Teknologi
  Perubahan teknologi mencakup modifikasi proses dan peralatan. Tujuannya untuk mengurangi limbah dan emisi. Perubahan teknologi dapat dilaksanakan mulai dari yang sederhana dalam waktu singkat danbiaya yang murah sampai perubahan yang memerlukan investasi tinggi. Pengeluaran biaya yang tinggi untukmemodifikasi peralatan akan diimbangi dengan adanya penghematan bahan, kecepatan produksi dan menurunnya biaya pengolahan limbah (Dwi dan Susanti, 1997).
e. Penerapan Operasi yang Baik (good house keeping)
   Praktek operasi yang baik (good house keeping) adalah salah satu pilihanpengurangan pada sumber, mencakup tindakan prosedural, administratif atau institusional yang dapat digunakan diperusahaan untuk mengurangi terbentuknya limbah. Penerapan operasiini melibatkan unsur-unsur:
Ø Pengawasan terhadap prosedur-prosedur operasi
Ø Loss prevention
Ø Praktek manajemen
Ø Segregasi limbah
Ø Perbaikan penanganan material
Ø Penjadwalan produk
    Peningkatan good housekeeping umumnya dapat menurunkan jumlahlimbah antara 20 sampai 30% denganbiaya yang rendah.
2. Daur Ulang
    Daur ulang merupakan penggunaan kembali limbah dalam berbagai bentuk, di antaranya:
a. Dikembalikan lagi ke proses semula
b. Bahan baku pengganti untuk proses produksi lain
c. Dipisahkan untuk diambil kembali bagian yang bermanfaat
d. Diolah kembali sebagai produk samping
   Walaupun daur ulang limbah cenderungefektif dari segi biaya dibanding pengolahanlimbah, ada hal yang harus diperhatikanyaitu bahwa proses daur ulang limbah harusmempertimbangkan semua upayapengurangan limbah pada sumber telahdilakukan.

2.3 Analisa Neraca Massa pada proses

Gambar 2 Neraca Massa dan Energy pada Proses
(Foelkel, 2008).
     Analisa pada proses industri dapat dengan menganalisa neraca massa dan energi dan juga utilitas yang bertujuan untuk menemukan proses yang tidak efisien sehingga bisa diambil langkah yang dapat meminimalkan kerugian.
     Neraca massa yakni menerangkan jalannya bahan baku kedalam proses produksi. Neraca massa ini bisa dianalisa secara keseluruhan area proses namun bisa juga dianalisa dengan area yang lebih kecil yakni pada suatu alat proses (sistem). Neraca massa ini berprinsip pada hukum konservasi yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang memasuki sebuah proses atau sistem keluarannya harus memiliki nilai yang sama seperti awal. Bagaimanapun ada situasi dimana ada terjadi reaksi kimia yang menyebabkan terjadinya peubahan berat, bentuk fisik dan volume. Hal seperti ini juga harus dihitung. Makanya untuk neraca yang kompleks akan lebih baik jika menyertakan orang yang memiliki kemampuan teknik untuk menyelesaikan masalah neraca diatas. Neraca massa dan energi dengan prinsip produksi bersih dengan orientasi terhadap lingkungan maka perlu dilakukan observasi dari proses terhadap dampaknya pada lingkungan. Sejak adanya pembentukan sisa dan adanya kehilangan massa dari proses, maka neraca pantas untuk diidentifikasi dan menghitungnya
    Kemudian neraca massa dan energi memiliki tujuan sebagai berikut :
Ø Untuk mengidentifikasi jalannya proses terhadap bahan baku didalam pabrik, yang memperhitungkan akumulasi, penyimpanan, perubahan dan kerugian ( losses)
Ø Untuk mengidentifikasi sisa serta polusi yang muncul dalam proses
Ø Untuk mengetahui perhitungan utama dari proses
Ø Untuk menghitung kerugian serta emisi
Ø Untuk mengeditifikasi proses yang tidak efisien
Ø Untuk menentukan nilai dari kerugian dan limbah
Ø Untuk memberikan cara peralakuan untuk meminimasi limbah dan ketidak efisienan
     Pengertian dibawah ini dibutuhkan untuk menerapkan neraca massa dan energi :
Ø Bagian mana dari proses atau tahap yang ingin dimonitor?
Ø Parameter apa yang ingin dihitung
Ø Apa unit kontrolnya (system)
Ø Aliran inlet dan outlet mana yang masuk dan keluar dari system
Ø Yang mana yang diidentifikasi, penyimpanan sementara atau akhir
Ø Berapa periode evaluasi
Ø Tahap penting yang mana diidentifikasi serta kunci dari operasi (key operations)
Ø Variabel apa yang ditemukan yang saling bersangkutan
   Kemudian laju alir dasar harus digambarkan, yang menerangkan aliran inlet dan outlet serta penyimpanan, akumulasi dan perubahan kimia ( chemical transformation). Untuk melakukan semua ini pengukuran yang dapat diandalkan atau data yang mungkin dibutuhkan, biasanya tidak tersedia di pabrik, seperti suhu, tekanan, laju alir, konsentrasi, ketetapan, level penyimpanan, dll. Jika memungkinkan lembar kerja excel harus dikembangkan untuk mengubah neraca ini menjadi alat optimasi untuk operator. Setelah neraca siap pada beberapa tahap-tahap terakhir adalah menginterpretasikan apa yang dihasilkan, dengan maksud agar memungkinkan untuk menghitung beberapa perhitungan efisiensi, yield dan kualitas dari operasi. Penentuan ini mungkin dihubungkan dengan biaya, yang memfasilitasi pembuat keputusan dalam kasus ini dimana investasi tentulah dibutuhkan (Foelkel, 2008).

2.4 Langkah-Langkah Produksi Bersih pada Bagian Proses
     Langkah dibawah ini berdasarkan dari teknik-teknik dari produksi bersih yakni house keepingdan substitusi bahan baku sekunder:
Ø Perbanyak isolasi untuk pipa aliran steam dan alat proses yang menghasilkan panas agar tidak terjadi heat loss
Ø Carilah cara agar panas yang ingin dibuang /dilepas dari suatu proses bisa dimanfaatkan untuk pemanfaatan proses lain (heat recovery) sehingga dapat menekan biaya bahan bakar untuk pemanasan. Misalnya panas dari reaksi eksoterm dalam sebuah reactor dimanfaatkan untuk memproduksi steam.
Ø Gunakan juga energy alternative yang bisa dimanfaatkan untuk bisa di supply ke proses seperti pemanfaatan energy matahari, biogas dari limbah organic, dan briket dari limbah padat.
Ø Gunakan bahan bakar yang memiliki efek rumah kaca yan terkecil

(Victoria,2008)

2.5 Ekoefisiensi dan Produksi Bersih
    Menurut Kamus Lingkungan Hidup dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, ekoefisiensi didefinisikan sebagai suatu konsep efisiensi yang memasukkan aspek sumber daya alam dan energi atau suatu proses produksi yang meminimumkan penggunaan bahan baku, air dan energi serta dampak lingkungan per unit produk. Produksi bersih menurut UNEP (2003) merupakan suatu strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif dan terpadu, sehingga perlu diterapkan secara terus menerus pada proses produksi dan daur hidup produk dengan tujuan untuk mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan.
     Ekoefisiensi dan produksi bersih mempunyai konsep yang sama. Keduanya seperti dua sisi mata uang yaitu berbeda pola pandangnya, namun ditilik dari metoda outputnya hampir serupa. Perbedaan yang jelas diantara keduanya adalah ekoefisiensi bermula dari isu efisiensi ekonomi yang punya manfaat lingkungan positif, sedangkan produksi bersih bermula dari isu-isu efisiensi lingkungan yang punya manfaat ekonomi positif.
    Tujuan ekoefisiensi adalah untuk mengurangi dampak lingkungan per unit yang diproduksi dan dikonsumsi. Dengan mengurangi sumber daya diperlukan bagi terbentuknya produk serta pelayanan yang lebih baik maka bisnis dapat mencapai keuntungan karena mempunyai daya saing. Produksi bersih bertujuan untuk mencegah dan meminimalkan terbentuknya limbah atau bahan pencemar lingkungan di seluruh tahapan produksi. Upaya-upaya dilakukan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku, bahan penunjang dan energi di seluruh tahapan produksi.Penerapan produksi bersih dapat melindungi sumberdaya alam dan dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Ekoefisiensi menjamin keberlanjutan ketersediaan sumber daya alam (materi dan energi). Di dalam industri konsep ini dapat diimplementasikan melalui penghematan (efisiensi) penggunaan bahan baku, energi dan air, minimalisasi kecelakaan kerja serta minimalisasi limbah. (Zaenuri, 2011).
Ekoefisiensi dapat dicapai dengan cara penyediaan barang -barang dengan hargayang cukup kompetitif dan jasa yang memuaskan kebutuhan manusia, dan membawa hidup menjadi lebih berkualitas, sementara secara progresif mengurangi dampak ekologi dan intensitas sumberdaya di seluruh siklus hidup pada tingkatan dimana paling tidak sama dengan kapasitas daya dukung bumi (WBCSD, 2000). World Business Council for Sustainable Development mengusulkan 7 fokus generik perbaikan sesuai ekoefisiensi (WBCSD, 2000) :
1. Mengurangi intensitas material
2. Mengurangi intensitas energi
3. Mengurangi penyebaran substansi beracun
4. Meningkatkan kemampu daur-ulangan
5. Memaksimalkan penggunaan bahan terbaharui
6. Meningkatkan masa hidup produk
7. Meningkatkan intensitas jasa

2.6 Prinsip Ekoefisiensi dan Produksi Bersih
    Produksi bersih (cleaner production) dan ekoefisiensi berhubungan erat. Produksi bersih dipandang sebagai suatu mekanisme memperbaiki keluaran lingkungan, yang mana juga berakibat pada manfaat finansial. Ekoefisiensi berfokus lebih dekat pada perbaikan keluaran bisnis, melalui penggunaan manajemen lingkungan yang diperbaiki dan efisiensi
sumberdaya.
   Ekoefisiensi dan produksi bersih melibatkan upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan dan energi yang efisien di seluruh tahapan produksi akan mencegah dan meminimalkan terbentuknya limbah di seluruh tahapan produksi. Prinsip atau konsep ini akan melindungi sumberdaya alam dan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Prinsip-prinsip pokok dalam strategi produksi bersih (ekoefisiensi) menurut Kementerian Lingkungan Hidup dituangkan dalam 5R (rethink, reuse,reduce, recovery, recycle).
Prinsip ekoefisiensi ditekankan pada strategi utama yaitu upaya pencegahan dan pengurangan (elimination, reduce), tetapi apabila masih menimbulkan limbah, maka dilakukan strategi pengelolaan limbah yaitu pakai ulang (reuse), daur ulang (recycle) dan pungut ulang (recovery).




2.7 Perangkat Ekoefisiensi
      Terdapat 3 (tiga) perangkat eko-efisiensi menurut GTZ-Pro LH (2007), meliputi :
1. Good Housekeeping/GHK (Tata kelola yang apik)
   Pengelolaan internal yang baik (good housekeeping) berkaitan dengan sejumlah langkah praktis berdasarkan akal sehat yang dapat segera diambil oleh badan usaha dan atas inisiatif mereka sendiri untuk meningkatkan operasi mereka, dan menyempurnakan prosedur organisasional dan keselamatan tempat kerja dengan memperhatikan kebersihan, keapikan lingkungan kerja dan kinerja proses produksi. Dengan demikian ini merupakan sarana manajemen untuk pengelolaan biaya, pengelolaan lingkungan hidup dan perubahan organisasional. Bilamana kesemua bidang ini cukup dipertimbangkan, “tiga kemenangan” (ekonomi, lingkungan, organisasi) dapat dicapai dan keberhasilan proses perbaikan secara kontinyu dalam perusahaan dapat terwujud (GTZ-P3U, 2000).
Praktek good housekeeping mencakup tindakan prosedural, administratif atau institusional yang dapat digunakan di perusahaan untuk meminimalisasi penggunaan bahan baku, energi, air dan meminimalisasi serta mendaur ulang limbah yang dapat mengurangi biaya dan ongkos produksi. Good housekeeping dapat dilaksanakan dengan cara memperhatikan tata cara penyimpanan, penanganan dan pengangkutan bahan yang baik, pencegahan kebocoran dan ceceran, dan sebagainya. Penerapan operasi ini meliputi kegiatan : pengawasan terhadap, prosedur- prosedur operasi, perbaikan penanganan material, segregasi limbah, penjadwalan produk, praktek manajemen dan pemeliharaan preventif.
2. Environment Oriented Cost Management/EoCM (Manajemen Biaya Berorientasi Lingkungan)
 Manajemen Biaya Berorientasi Lingkungan bertujuan untukmemberikan informasi dalam pengambilan keputusan untuk perbaikankinerja lingkungan, ekonomi dan organisasional. Perhitungan ekonomi dilakukan terhadap setiap langkah proses yang melibatkan materi, energi, tenaga kerja dan peralatan. Pada setiap langkah proses, biaya produksi dan besarnya keluaran bukan produk (KBP) dihitung dalam kurun waktu 1 tahun. Dari hasil perhitungan tersebut akan teridentifikasi langkah proses yang mempunyai nilai KBP dan menyebabkan dampak lingkungan yang tinggi.
Pendekatan Manajemen Biaya Berorientasi Lingkungan secara garis besar dilakukan dalam enam tahap:
a. Mengidentifikasi langkah proses yang mempunyai KBP dan dampaklingkungan yang dominan
b. Menganalisa pengaruh terkait dengan biaya resiko dan bahaya dampaklingkungan
c. Menganalisa sebab timbulnya KBP
d. Mengembangkan upaya- upaya alternatif untuk meminimumkan KBP
e. Melaksanakan rencana aksi yang dipilih
f. Mengintegrasikannya dalam struktur di perusahaan.
3. Chemical Management/CM (Pengelolaan Bahan Kimia)
    Pengelolaan bahan kimia merupakan upaya perbaikan pengelolaanbahan kimia agar dapat diperoleh penghematan biaya, mengurangi dampak lingkungan, meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja, danmeningkatkan daya saing. Pendekatan pengelolaan bahan kimia dilakukan dengan dua tahap, yaitu :
a. Mengenali daerah rawan (hot spot)
  Pada tahap ini dilakukan identifikasi kehilangan bahan kimia dan bahaya bahan kimia bagi karyawan dan lingkungan, untuk selanjutnya dilakukan penanganan terhadap permasalahan tersebut. Dalam Chemical Management, dikenal 4 (empat) prinsip dasar penanganan bahan kimia, yaitu: Eliminasi bahaya (dengan tidak menggunakan bahan kimia berbahaya atau dengan menggantinya dengan bahan yang bahayanya lebih rendah), Beri jarak/ penghalang antara bahan kimia dengan pekerja, Sediakan ventilasi, Perlindungan pekerja dengan alat pelindung diri (APD).
b. Inventarisasi bahan kimia
  Pada tahap ini, dilakukan identifikasi menyeluruh terhadap bahankimia yang disimpan dan digunakan serta membentuk informasi terstrukturuntuk mengidentifikasi dan melakukan upaya peningkatan secaraberkesinambungan. Kesuksesan penerapan eko-efisiensi pada perusahaansangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1) Pengambilan keputusan
   Pengambilan keputusan mutlak diperlukan dalam penerapan ekoefisiensi karena merupakan awal dari adanya perubahan. Pengambilan keputusan merupakan hak penuh dari pemilik perusahaan, dan jika diperlukan dibantu dengan konsultan. Keputusan yang diambil disesuaikan dengan besarnya skala prioritas suatu rencana aksi dan kemampuan finansial perusahaan.
2) Motivasi
   Motivasi untuk terus melaksanakan perbaikan perlu dimiliki oleh perusahaan dan didukung oleh seluruh karyawan. Sehingga penerapan eko-efisiensi tidak dirasakan sebagai beban, namun sebagai suatu kebutuhan.
3) Komitmen
    Perusahaan dan seluruh karyawan harus memiliki komitmen yang besar dalam mensukseskan suatu perubahan yang disepakati. Rasa memiliki karyawan terhadap perusahaan membantu menumbuhkan komitmen dalam melakukan perbaikan.
4) Kebiasaan
  Perubahan-perubahan yang telah disepakati sebelumnya, perlu dijadikan suatu kebiasaan bagi karyawan. Pihak manajemen puncak perlu melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penerapan ekoefisiensi secara berkala untuk menjamin karyawan melakukan perubahan itu sebagai suatu kebiasaan
5) Hubungan top management dengan karyawan
   Kebersamaan antara pihak manajemen perusahaan dengan seluruh karyawan sangat diperlukan dalam menerapkan suatu perubahan. Rasa kebersamaan dan komunikasi yang intensif antara kedua belah pihak akan memudahkan dalam penyampaian masukan dan kritik terhadap perubahan, sehingga bisa diambil tindakan yang lebih tepat. Tentunya, hasil dari penerapan eko-efisiensi tidak hanya dinikmati oleh perusahaan, namun juga oleh karyawan dan masyarakat, baik dari segi finansial, lingkungan dan organisasional.

2.8 Non Product Output (NPO/KBP)
    Keluaran bukan produk (KBP) atau Non Product Output (NPO) didefinisikan sebagai seluruh materi, energi dan air yang digunakan dalam prosesproduksi namun tidak terkandung dalam produk akhir (GTZ-ProLH, 2007).Total biaya keluaran bukan produk merupakan penjumlahan biaya KBP dari input, Biaya KBP dari proses produksi dan biaya KBP dari output. Secara umum,total biaya KBP berkisar antara 10% - 30% dari total biaya produksi. 2. 1.
1. Bentuk keluaran bukan produk dapat diidentifikasi sebagai berikut :
a. Bahan baku yang kurang berkualitas
b. Barang jadi yang ditolak atau di luar spesifikasi produk yang ditentukan(semua tipe)
c. Pemrosesan kembali (reprocessing)
d. Limbah padat (beracun/ tidak beracun)
e. Limbah cair (jumlah dari kontaminan, keseluruhan air yang tidak terkandung
dalam produk final)
f. Energi yang tidak terkandung dalam produk akhir (seperti uap, listrik, oli,
diesel, dan lain- lain)
g. Emisi (termasuk kebisingan dan bau)
h. Kehilangan dalam penyimpanan
i. Kerugian pada saat penanganan dan transportasi (internal maupun eksternal)
j. Pengemasan barang
k. Klaim pelanggan dan trade returns
2. Kerugian karena kurangnya perawatan
   Kerugian karena permasalahan kesehatan dan lingkungan. Dalam perhitungan Keluaran bukan produk (KBP) terdapat beberapa catatan yaitu:
a. Lebih baik perkiraan secara kasar yang benar daripada dihitung teliti namun salah
b. Memikirkan apa yang akan direduksi, bila KBP dikurangi
c. Ada kemungkinan- kemungkinan berbeda dalam mengalokasikan biaya KBP
d. Menghindari perhitungan ganda
e. Tidak perlu berlebihan dalam memperkirakan penghematan.
  Dengan menganalisa masukan dan keluaran proses produksi secara terperinci, perusahaan mempunyai kesempatan untuk melihat lebih dekat terhadap proses produksi dan mengidentifikasi peluang lebih lanjut guna mengurangi biaya produksi dan meningkatkan produktivitas. Konsep keluaran bukan produk (KBP)dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Konsep Keluaran Bukan Produk (KBP)
(Sumber : Eimer dalam Kementrian Negara Lingkungan Hidup, 2007)

BAB III
KESIMPULAN
     Adapun kesimpulan dari penulisan makalah “Minimalisasi Limbah” adalah:
1. Menerapkan produksi bersih dalam pabrik industri kimia merupakan salah satu alternatif peminimalisasiaan limbah.
2. Ekoefisiensi dalam hubungannya dengan produksi bersih merupakan kombinasi yang mengkaji masalah ekonomi dan dampak lingkungan terhadap peminimalisasian limbah.
3. Teknik-teknik pelaksanaan produksi bersih adalah pengurangan pada sumber dan daur ulang.



DAFTAR PUSTAKA
Costantin, dkk. 2008. Cleaner Production Assessment Technical, Economic, Environmental and Financial Assessment of Generated Options. Pdf. Project Finance Through Life
Dwi dan Susanti. 1997. Studi Penerapan Produksi Bersih (Studi Kasus Pada Perusahaan Pulp and Paper Serang). Jurnal Teknik Lingkungan. Universitas Diponegoro : Semarang
Foelkel, Celso. 2008. Eco-Efficiency and Cleaner Production For The Eucalyptus Pulp and Paper Industry. Eucalyptus Online Book. Celsius Degree Press
Hidayat, Nur. 2012. Produksi Bersih, Artikel. Universitas Brawijaya : Malang.
Panggabean, Sahat M. 2000. Minimisasi Limbah pada Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif. Buletin Limbah. Vol 3 No.1.
Victoria. 2008. Hints and Tips For Improving Resource Efficiency In Your Business. Artikel. Epa Victoria Department.
Cara

Perusahaan Karet di Lampung

http://3.bp.blogspot.com/-SW3JrvKUC_g/VP74aOVZjeI/AAAAAAAAAJc/5ISvrLQF-fA/s1600/Copy-of-300x250-sitebuilder_128.gif
ini adalah daftar perusahaan karet yang ada di Lampung
No.
Perusahaan
Komoditi
Kelompok Industri
1.
HUMA INDAH MEKAR, PT
Latex Pekat, Rss
Karet remah (crumb rubber)
Desa Penumangan Baru, Tulang Bawang Barat, Lampung
Telp. (0726) 21800
2.
NAKAU, PT
Pengolahan Karet (rss)
Minyak kasar (minyak makan) dari nabati dan hewani
Ds Candi Mas, Po Box 102 Kotabumi, Lampung Utara, Lampung
Telp. (0724) 21044
3.
PTPN. VII (P) KEBUN REJOSARI
Karet Remah (sir)
Karet remah (crumb rubber)
Jl. Raya No. 71 A ( Pewa, Kebun Rejosari ), Lampung Selatan, Lampung
Telp. 91461
4.
PTPN. VII (P) KEDATON (WAY GALIH)
Karet Remah (sir)
Karet remah (crumb rubber)
Desa Way Galih Tromol Pos No.70, Lampung Selatan, Lampung
Telp.
5.
PTPN. VII (P) WAY BERULU
Karet Remah (sir)
Karet remah (crumb rubber)
Way Berulu, Pesawaran, Lampung
Telp. 0721-94537
6.
PTPN. VII (P), TULUNG BUYUT
Karet Remah (sir)
Karet remah (crumb rubber)
Desa Kalipapan, Way Kanan, Lampung
Telp. 0828-7063120
7.
WAY KANDIS, PT
Karet Remah (sir)
Karet remah (crumb rubber)
Jl.hi. Komarudin No.9, Bandar Lampung, Lampung
Telp. (0721) 703724


Cara

Lowongan Kerja Perusahaan Karet di Riau

http://3.bp.blogspot.com/-SW3JrvKUC_g/VP74aOVZjeI/AAAAAAAAAJc/5ISvrLQF-fA/s1600/Copy-of-300x250-sitebuilder_128.gif
    Bagi kamu yang ingin merantau ke Riau untuk bekerja di perusahaan karet bisa mencoba melamar di pabrik karet di Riau
No.
Perusahaan
Komoditi
Kelompok Industri
1.
ADEI PLANTATION AND INDUSTRY, PT
Crumb Rubber
Karet remah (crumb rubber)
Jl. Raya Pekanbaru Duri Km 112, Bengkalis, Riau
Telp. 0765-92335, 0761-571
2.
ANDALAS AGROLESTARI, PT
Crumb Rubber
Karet remah (crumb rubber)
Jl. Raya Taluk-pekanbaru, Kuantan Singingi, Riau
Telp. 08126628700
3.
HERVENIA KAMPAR LESTARI, PT
Sir 2o
Karet remah (crumb rubber)
Desa Sungai Pinang - Tambang, Kampar, Riau
Telp.
4.
MITRA UNGGUL PUSAKA, PT (CRUMB RUBBER)
Latex
Karet remah (crumb rubber)
Desa Penarikan, Pelalawan, Riau
Telp.
5.
P&P BANGKINANG, PT (KAMPAR)
Brown Crepe
Remilling karet
Jl. Prof M. Yamin No. 1000, Bangkinang, Kampar, Riau
Telp. 0762-20013
6.
P&P BANGKINANG, PT (PEKANBARU)
Sir
Karet remah (crumb rubber)
Jl. Taskurun/duku No 9, Pekanbaru, Riau
Telp. 0761-23853, 31429
7.
P&P BANGKINANG, PT (SIMALINYANG)
Sir 20
Karet remah (crumb rubber)
Jl. Raya Pekanbaru-lipat Kain Km. 38, Kampar, Riau
Telp.
8.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA V AIR MOLEK
Rss 1
Pengasapan karet
Perkebunan Sungai Lala, Indragiri Hulu, Riau
Telp. 0761-66560
9.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA V BUKIT SELASIH
Sir - 20
Karet remah (crumb rubber)
Kebun Bukit Selasih, Indragiri Hulu, Riau
Telp. 0761-28294
10.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA V SEI LINDAI
Crumb Rubber
Karet remah (crumb rubber)
Desa Senama Nenek, Kampar, Riau
Telp.
11.
RIAU CRUMB RUBBER FACTORY, PT
Sir 20
Karet remah (crumb rubber)
Jl. Kampung Sukaramai No 63, Pekanbaru, Riau
Telp. 0761-54128
12.
TIRTA SARI SURYA, PT
Sir 20
Karet remah (crumb rubber)
Jl. Pasir Jaya Km 6, Indragiri Hulu, Riau
Telp. 0769-323060

 Semoga sukses

Cara

Perusahaan Karet di Jambi Lengkap

http://3.bp.blogspot.com/-SW3JrvKUC_g/VP74aOVZjeI/AAAAAAAAAJc/5ISvrLQF-fA/s1600/Copy-of-300x250-sitebuilder_128.gif
Bagi anda yang mencari kerja dan mau menemukan perusahaan karet di Jambi Lmaka saya telah sediakan perusahaan karet di Jambi Terbaru
No.
Perusahaan
Komoditi
Kelompok Industri
1.
ANEKA BUMI PRATAMA
Sir 20
Karet remah (crumb rubber)
Jl Raya-jambi Km 42, Batang Hari, Jambi
Telp.
2.
ANGKASA RAYA DJAMBI, PT
Sir-20
Karet remah (crumb rubber)
Kmp Arab Melayu (seko), Jambi, Jambi
Telp. (0741) 580585
3.
ANUGRAH BUNGO LESTARI
Sir 20
Karet remah (crumb rubber)
Jl. Lintas Sumatera Km 23 Bungo-bangko, Bungo, Jambi
Telp.
4.
BATANGHARI TEMBESI, PT
Crumb Rubber (sir-20)
Karet remah (crumb rubber)
Jl Raden Patah, Rt 1, Jambi, Jambi
Telp. (0741) 23250, 31933
5.
CAHAYA MURNI ANGSO DUO, PT
Busa (foaming)
Karet remah (crumb rubber)
Jl. Lingkar Timur I No.7 Rt 19, Jambi, Jambi
Telp. (0741) 571117
6.
DJAMBI WARAS
Sir 20
Karet remah (crumb rubber)
Jln Lintas Sumatra Km 54, Bungo, Jambi
Telp. 0754-583520/583020
7.
DJAMBI WARAS, PT
Crumb Rubber
Karet remah (crumb rubber)
Jl Sultan Taha No 4, Jambi, Jambi
Telp. (0741) 22224
8.
GOLDEN ENERGI
Crumb Rubber
Karet remah (crumb rubber)
Desa Muara Ketalo, Sarolangun, Jambi
Telp.
9.
HOK TONG, PT
Sir-20
Karet remah (crumb rubber)
Kampung Sijinjang Rt.07, Jambi, Jambi
Telp. (0741) 34090
10.
MEGASAWINDO PERKASA, PT
Crumb Rubber
Karet remah (crumb rubber)
Ds. Danau, Bungo, Jambi
Telp. (0751) 320044
11.
PTP NUSANTARA VI KEBUN BATANG HARI
Karet Remah
Karet remah (crumb rubber)
Kebun Batang Hari, Desa Maro Sebo, Muaro Jambi, Jambi
Telp. (0741) 445603
12.
REMCO, PT
Sir 20
Karet remah (crumb rubber)
Rt.05, Jambi, Jambi
Telp. (0741) 581980
Semoga sukses


Cara