1.
Hidrokarbon
Hidrokarbon
merupakan senyawa yang struktur molekulnya terdiri dari hidrogen dan karbon. Molekul yang
paling sederhana dari alkana adalah metana. Metana berupa gas pada suhu dan
tekanan baku, merupakan komponen utama gas alam.
Hidrokarbon
dapat diklasifikasikan menurut macam-macam ikatan karbon yang dikandungnya.
Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai satu ikatan dinamakan
hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom karbon yang mempunyai
ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan hidrokarbon tidak jenuh.
2.
Hidrokarbon dan Senyawa Turunannya
Hidrogen dan
senyawa turunannya, umumnya terbagi menjadi tiga kelompok besar yaitu:
1. Hidrogen
alifatik terdiri atas rantai karbon yang tidak mencakup bangun siklik. Golongan
ini sering disebut sebagai hidrokarbon rantai terbuka. Yang termasuk hidrokarbon alifatik
adalah alkana, alkena, dan alkuna.
2. Hidrokarbon alisiklik atau hidrokarbon
siklik terdiri atas atom karbon yang tersusun dalam satu lingkar atau lebih.
3. Hidrokarbon aromatik merupakan golongan
khusus senyawa siklik yang biasanya digunakan/digambarkan sebagai lingkar enam dengan
ikatan tunggal dan ikatan rangkap bersilih–ganti. Kelompok ini digolongkan
terpisah dari hidrokarbon asiklik dan alifatik karena sifat fisika dan kimianya
yang khas.
Sebagai hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam alkana
mempunyai empat ikatan tunggal dan tidak ada pasangan elektron bebas. Semua
elektron terikat kuat oleh kedua atom. Akibatnya, senyawa ini cukup stabil dan
disebut juga parafin yang berarti kurang reaktif.
Karbon-karbon dari suatu hidrokarbon dapat bersatu
sebagai suatu rantai atau suatu cincin. Hidrokarbon jenuh dengan atom-atomnya
bersatu dalam suatu rantai lurus atau rantai yang bercabang diklasifikasikan
sebagai alkana. Suatu rantai lurus berarti dari tiap atom karbon dari alkana
akan terikat pada tidak lebih dari dua atom karbon lain. Suatu rantai cabang
alkana mengandung paling sedikit sebuah atom karbon yang terikat pada tiga atau
lebih atom karbon lain
(Saputra, 2011).
3.
Reaksi – Reaksi Senyawa Hidrokarbon
Reaksi senyawa hidrokarbon pada umumnya
merupakan pemutusan dan pembentukan ikatan kovalen. Ada beberapa jenis reaksi senyawa hidrokarbon, diantaranya
yaitu reaksi substitusi, adisi, oksidasi dan eliminasi.
1.
Reaksi Subtitusi
Pada
reaksi substitusi, atom atau gugus atom yang terdapat dalam suatu molekul
digantikan oleh atom atau gugus atom lain. Reaksi substitusi umumnya terjadi
pada senyawa yang jenuh (semua ikatan karbon-karbon merupakan ikatan tunggal),
tetapi dengan kondisi tertentu dapat juga terjadi pada senyawa tak jenuh.
2. Reaksi Adisi
2. Reaksi Adisi
Reaksi
adisi terjadi pada senyawa yang mempunyai ikatan rangkap dua atau rangkap tiga,
senyawa alkena atau senyawa alkuna, termasuk ikatan rangkap karbon dengan atom
lain. Dalam reaksi adisi, molekul senyawa yang mempunyai ikatan rangkap menyerap
atom atau gugus atom sehingga ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal.
3. Reaksi Eliminasi
Pada
reaksi eliminasi, molekul senyawa berikatan tunggal berubah menjadi senyawa
berikatan rangkap dengan melepas molekul kecil. Jadi, eliminasi merupakan
kebalikan dari adis.
4. Reaksi Oksidasi
Apabila
senyawa alkana dibakar menggunakan oksigen, senyawa yang dihasilkan ialah
karbon dioksida dan air. Reaksi tersebut dikenal dengan reaksi oksidasi atau
pembakaran.
(Wulandari,
2010).
4.
Uji NaOH
Alkana
yamg merupkan hidrokarbon tak jenuh yang berasal dari aldehid dapat larut dan
direaksikan dengan asetaldehid. Alkana dan hidrokarbon lainnya sukar larut
dalam pelarut polar, tetapi lebih mudah untuk larut dalam pelarut nonpolar
(Maria, 2010).
5.
Uji Asam Sulfat
Uji
asam sulfat menghasilkan suatu senyawa alkil hirdosulfat yang diperoleh dari
suatu alkana (senyawa dengan ikatan tunggal). Hal ini dikatakan bahwa alkana
dengan ikatan tunggal masih mampu bereaksi dengan asam sulfat walaupun dalam
jumlah sedikit atau terjadi reaksi pengsulfonatan. Uji asam sulfat dilakukan
dengan mereaksikan sampel hidrokarbon dengan asam sulfat pekat (Febrian, 2009).
6.
Uji Bayer
Uji bayer
merupakan suatu uji untuk menunjukkan kereaktifan hidrokarbon alifatik,
alisiklik, dan aromatik tehadap oksidator KMnO4 yang merupakan
katalis. Contohnya, jika alkena dioksidasi menggunakan pereaksi bayer maka akan
menghasilkan glikol dengan menghilangkan warna dari reagen Bayer (Saputra, 2011).
7.
Sumber
Energi Alternatif dari Hidrokarbon
Sumber energi
alternatif ada berbagai macam antara lain panas bumi, gas alam, nuklir, biofuel
dan batubara. Salah satu sumber energi yang berpeluang mempunyai potensi besar
untuk menggantikan peranan BBM adalah batubara mengingat ketersediaannya di
Indonesia yang sangat berlimpah. Peranan batubara sebagai sumber energi sampai
saat ini belum menjadi prioritas utama, baik pada industri maupun dalam rumah
tangga. Faktor yang menyebabkan adalah bentuk batubara yang berupa padatan
sehingga dapat menyulitkan penggunaannya dalam rumah tangga. Kendala tersebut
dapat diatasi bila batubara yang terbentuk padat dapat menghasilkan bahan bakar
yang berbentuk cair sehingga dapat digunakan secara meluas untuk berbagai pihak
(Ekawati, 2010).
Referensi :
Ekawati, Anik. 2010. Karakterisasi Biomarka Hidrokarbon Aromatik
dan Keton/Ester Batubara Coklat (Brown Coal) dari Samarinda, Kalimantan Timur. Surabaya: Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Febrian. 2009. Uji Asam Sulfat.
http://febrian..wordpress.com. Diakses pada : 7 Januari 2013.
Maria. 2010. Laporan Praktikum Uji Hidrokarbon.
http://maria.010.wordpress.com. Diakses pada : 7 Januari 2013.
Polban, Himka. 2010. Laporan Reaksi Senyawa Hidrokarbon. http://himka1polban .word press.com.
Diakes pada : 16 November 2012.
Saputra, Dana Adrian.
2011. Laporan Identifikasi Hidrokarbon.
Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Wulandari, Arya. 2010. Laporan Hidrokarbon Tekkim Unjani. http://www.scribd.
com. Diakses pada : 16 November 2012.