I.
JUDUL
PERCOBAAN : IDENTIFIKASI MIKROBA
II. TUJUAN PERCOBAAN :
1.
Mengamati morfologi dan fisiologi
mikroba
2.
Membuat pewarnaan bakteri dan
menerangkan reaksi kimia yang terlibat serta perbedaan reaksi yang terjadi
III. TINJAUAN
PUSTAKA
3.1 Pewarnaan Gram
Untuk
mengidentifikasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi mula-mula diamati
morfologi sel secara mikroskopik melalui pengecetan atau pewarnaa, salah
satunya adalah dengan pewarnaan gram. Pewarnaan gram merupakan salah satu
prosedur yang paling banyak digunakan untuk mencirikan banyak bakteri. Dari
pewarnaan gram dapat diketahui morfologi sel antara lain sifat gram, bentuk
sel, dan penataan sel.
Pewarnaan
gram atau metode gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies
bakteri menjadi dua kelompok besar, Gram positif dan gram negatif, berdasarka
sifat kimia dan fisika dinding sel mereka, metode ini diberi nama berdasarkan
penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram 1884. Pewarnaan Gram dibagi
menjadi dua yaitu pewarnaan majemuk karena menggunakan lebih dari satu macam
zat warna. Dan pewarnaan diferensial karena pewarnaan ini mampu
mengdeferensiasi atau membedakan bakteri, sehingga bakteri dapat digolongkan
menjadi dua yaitu gram negatif dan gram positif.
Bakteri
gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel selapis.
Karena bakteri gram positif bakteri yang dapat menahan kompleks pewarnaan
primer ungu kristal iodium sampai akhir prosedur dan sel bakteri berwarna biru
gelap atau ungu. Sedangkan baktri gram negatif merupakan bakteri yang
kehilangan kompleks ungu kristal pada waktu pembilasan dengan alkohol namun
kemudian terwarnai dengan pewarnaan tandingan, yaitu safranin sehingga sel-sel
tampak berwarna merah muda pada akhir pewarnaan dan mempunyai dinding sel tipis
yang berada di antara dua lapis membran sel kegunaannya yaitu, untuk melihat
atau mengamati bentuk-bentuk sel bakteri dan memberikan sifat reaksi pewarnaan
bakteri yang dapat diketahui dengan melihat apakah termasuk gram negatif
(berwarna merah) atau gram positif (berwarna biru).
Dalam
melakukan pewarnaan Gram terdapat empat macam tahap yang dilakukan antara lain
adalah pemberian warna utama Gram A berupa larutan Kristal violet berwarna ungu. Selanjutnya adalah pengintensifan warna utama
gram B berupa larutan kalium iodida kemudian pencucia dekolorisasi Gram C
berupa alkohol. Dan yang terakhir adalah pemberian warna penutup/pewarna
tandingan/counterstain Gram D larutan
safranin berwarna merah muda.
Ada
dua teknik untuk membekukan prosedur warna Gram yang hasilnya setara ialah
teknik Hucker dan teknik Burke. Teknik Burke dalam prosedur ini dikenakan pada sel bakteri yang telah
difiksasi, hasil pewarnaan pada bakteri Gram positif berwarna ungu, sedangkan
pada bakteri Gram negatif berwarna merah muda (Ulfah, 2011).
3.2
Zat Warna
Pewarnaan gram dapat membedakan
bakteri dalam dua kelompok yaitu bakteri gram positif dan gram negatif. Teknik
pewarnaan ini menggunakan empat macam reagen yang berbeda yaitu :
a.
Kristal violet (pewarna primer) yang digunakan
pertama kali dan sel yang terwarnai akan berwarna biru keunguan (violet).
b.
Gram’s Iodine (mordant), yaitu substansi yang dibuat
dari campuran larutan yang kompleks, untuk memperkuat ikatan pewarna primer.
Hasil dari ikatan antara kompleks kristal violet
dan iodine akan mewarnai sel secara intensif.
c.
Ethyl Alkohol 95 % (agen
pendekolorisasi), yaitu merupakan reagen yang mempunyai dua fungsi yaitu
sebagai agen pendehidrasi protein. Aksi ini dapat dideterminasi melalui jumlah
asam lemak yang ada pada dinding sel bakteri.
d.
Safranin (warna penutup),
yaitu warna terakhir yang menyebabkan warna merah pada sel, terutama sel yang
menyebabkan warna merah pada sel yang telah mengalami dekolorisasi. Pada gram
negatif, setelah dekolorisasi, pewarna terkhir ini akan diserap. Pada sel gram
positif, akan berwarna biru keunguan yaitu warna primer.
(Mukarromah, 2009).
3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pewarnaan
Hasil pewarnaan tergantung beberapa
faktor antara lain:
1. Fiksasi
Sebelum mikroorganisme,
khususnya bakteri di warnai harus dilakukan fiksasi terlebih dahulu. Cara yang
paling banyak digunakan adalah cara fisik dengan pemanasan atau dengan freeze drying atau dapat juga dilakukan
fiksasi dengan menggunakan agensia kimia.
Agen kimia yang dapat dipakai
antara lain sabun, fenol , dan formalin.
Fiksasi perlu dilakukan sebelum perwarnaan mikroba berfungsi untuk :
a.
Merekatkan sel mikroba
pada gelas objek.
b.
Membunuh mikroorganisme
secara cepat dan tidak menyebabkan perubahan – perubahan bentuk dan strukturnya.
c.
Mengubah afinitas (daya
ikat ) zat warna.
d.
Membuat sel- sel mikroba
lebih kuat.
e.
Mencegah otolisi sel.
f.
Mempertinggi sifat
reaktif gugus – gugus tertentu.
2. Peluntur
Zat Warna
Peluntur zat warna adalah suatu
senyawa yang menghilangkan warna dari sel yang telah diwarnai. Peluntur zat
warna (decolorizer) berfungsi untuk menghasilakn kontras yang
baik pada bayangan mikroskop. Ditinjau dari kekuatan ikatan antara sel dengan
zat warna maka dikenal beberapa istilah, misalnya tahan asam, tahan alkohol dan
tahan air. Istilah tahan asam digunakan bila zat warna telah diikat kuat oleh
sel sehingga tidak dapat dilunturkan warnanya oleh asam, demikian pula tahan
alkohol dan tahan air masing- masing tidak dapat dilunturkan oleh alkohol dan
air.
3. Intensifikasi Pewarnaan
Zat warna dapat diintensfikasi
dengan beberapa cara misalnya dengan mempertinggi kadar zat warna, mempertinggi
temperatur pewarnaan (60-90 oC) dan memambah suatu mordan. Mordan
adalah suatu zat kimia yang dapat menyebabkan sel - sel mikroba dapat diwarnai
lebih intensif atau menyebabkan zat warna terikat lebih kuat pada jaringan sel
bila dibandingkan dengan cara pewarnaan tanpa di beri mordan.
4. Substrat
Setiap zat warna apakah zat
warna asam atau zat warna basa dapat bereaksi dengan konstituen sel tertentu.
Oleh karena itu, substrat organik seperti lipida, protein, asam-asam, nukleat
dan karbohidrat juga mempengaruhi pewarnaan. Atas dasar macam zat warna yang diserap
oleh sel, dapat dibedakan :
a.
Sel - sel yang basofil.
b.
Sel - sel asidofil atau
oksifil.
c.
Sel - sel yang
sundafonil.
5. Zat
Warna Penutup atau Zat Warna Lawan
Zat Warna Penutup atau Zat
Warna Lawan adalah suatu zat warna basa yang berbeda warnanya dengan zat warna
mula- mula digunakan. Fungsi dari Zat Warna Penutup adalah memberikan warna
pada sel yang berbeda warnanya dengan zat warna mula-mula (Waluyo, 2010).
3.4 Aplikasi Pewarnaan Gram
“Identifikasi Mikroba Anaerob Dominan Pada Pengolahan
Limbah Cair
Pabrik Karet Dengan Sistem Multi Soil Layering (Msl)”
1.
Pengolahan limbah cair karet dengan
menggunakan reaktor MSL
Reaktor MSL
yang digunakan dalam kondisi reaktor sudah steady state yaitu kondisi
dimana efluen dari reaktor MSL memiliki nilai yang sudah stabil dilihat berdasarkan
enam parameter yaitu BOD, COD, TSS, total amoniak, total nitrogen dan pH dengan
laju aliran saat pengolahan optimum.
2.
Pengambilan sampel tanah pada tiga lapisan
paling atas dengan jarak 5 cm,
10 cm, 25
cm dari permukaan MSL.
3.
Identifikasi Bakteri
a.
Sterilisasi alat dan bahan menggunakan inkubator
autoklaf.
b.
Isolasi bakteri dengan menggunakan medium nutrient agar (NA) yang
berbentuk padat, sehingga terbentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya.
c.
Penghitungan total bakteri dengan alat
penghitung koloni (colony counter).
d.
Pemurnian bakteri dengan menggunakan medium
NA modifikasi. Teknik isolasi yang digunakan adalah metode preparat spread plate atau streak plate.
e.
Pengamatan secara makroskopis terhadap
perbedaan warna, bentuk permukaan dan pinggiran koloni yang dilakukan setiap
tahapan isolasi bakteri.
f.
Pewarnaan gram menggunakan teknik pewarnaan
bertingkat.
g.
Pengamatan secara mikroskopis.
h.
Uji reaksi biokimia.
4.
Mikroorganisme Dominan
Untuk
mendapatkan jenis bakteri dominan yang berperan dalam pengolahan
biologis limbah cair karet dilakukan pencocokan karakteristik
fisik dan biokimia (Helard, 2005).
IV. METODOLOGI
PERCOBAAN
4.1
Bahan dan
Fungsi
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan
adalah :
1. Air rendaman pir
Fungsi : sebagai sampel yang
akan diamati mikroba akuatiknya.
2. Air parit Suka Ramai
Fungsi : sebagai sampel yang akan
diamati mikroba akuatiknya.
3. Kristal violet
Fungsi : sebagai
bahan pewarna primer.
4.
Larutan
iodin
Fungsi : untuk memperkuat ikatan
pewarna primer.
5. Aseton Alkohol
Fungsi : sebagai zat pencuci larutan kristal
violet.
6. Safranin
Fungsi : sebagai larutan pewarna
yang tetap/zat pewarna.
4.2
Alat dan Fungsi
Adapun peralatan yang digunakan dalam
percobaan adalah :
1. Mikroskop
Fungsi : untuk melihat mikroba
yang diletakkan di bawah lensa objektif dengan mengatur perbesaran yang tepat
agar objek terlihat dengan jelas.
2. Kawat inokulasi
Fungsi : untuk menggoreskan
sampel bakteri dan jamur pada kaca benda
3. Kaca benda
Fungsi : untuk meletakkan
objek yang akan diamati.
4. Lilin
Fungsi : sebagai
sumber api untuk proses fiksasi dan mensterilkan kawat inokulasi.
5.
Pipet
tetes
Fungsi : untuk
mengambil bahan pewarna pada saat proses pewarnaan.
6.
Penjepit
Tabung
Fungsi : alat
untuk menjepit kaca objek pada proses fiksasi dan pencucian.
7.
Tisu
Fungsi : untuk
mengeringkan kaca benda dari cairan yang tersisa.
4.3
Prosedur
Percobaan
4.3.1 Prosedur
Pengamatan Mikroba Lingkungan
1.
Mikroskop
diatur sedimikian rupa sehingga dapat digunakan dengan jelas
dan baik, antara lain dengan
membersihkan kaca
dan cermin dengan tisu, serta mengatur penyinaran yang baik.
2.
Kaca
objek dibasahi dengan aquadest dan
dilap dengan tisu hingga bersih.
3.
Dengan
memakai pipet tetes atau kawat inokulasi, sampel air parit Suka
Ramai ditetes atau digoreskan pada kaca objek.
4.
Preparat
diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran yang sesuai dan diatur sejelas mungkin.
5.
Digambarkan
hasilnya. Hasil yang terlihat dibandingkan dengan referensi agar mikroba tersebut
dapat diidentifikasi.
4.3.2 Prosedur
Pewarnaan Gram
1. Mikroba dibiakkan selama 20-24 jam dalam rendaman air pir.
2. Preparat diambil dengan menggunakan kawat inokulasi yang telah di
serilkan terlebih dahulu dengan lilin.
3. Bakteri digoeskan ke atas kaca objek lalu dibiarkan kering diudara terbuka kemudian kaja objek di
fiksasi diatas api lilin.
4. Diamati di bawah mikroskop.
5. Digambar hasil yang didapat.
6. Preparat dibasahi dengan kristal violet
dibiarkan selama 30-60 detik lalu preparat dimiringkan untuk membuang cairan yang berlebih kemudian dicuci lagi dengan
air.
7. Kemudian preparat dibasahi dengan iodin dibiarkan selama 30-60 detik lalu
preparat dimiringkan untuk membuang cairan yang berlebih kemudian dicuci lagi
dengan air.
8. Dilanjutkan dengan menggunakan alkohol – aseton dibiarkan selama 30-60
detik. Kemudian dicuci lagi dengan air.
9. Kemudian preparat dicuci dengan pewarna lengkap safranin dibiarkan selama 30-60 detik. Kemudian dicuci lagi
dengan air.
10. Preparat dikeringkan dengan tisu lalu diamati dengan mikroskop dan
hasilnya digambar.
V.
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1
Pembahasan
5.1.1 Pengamatan Mikroba Lingkungan
Pengamatan
mikroba lingkungan adalah suatu kegiatan yang merujuk pada indentifikasi suatu
mikroorganisme yang terdapat pada suatu lingkungan yaitu pada air. Pengamatan
ini dapat memberi gambaran mikroba yang terdapat pada lingkungan yang diamati,
baik morfologi maupun fisiologi dari bakteri tersebut. Dari pengamatan yang
telah dilakukan pada air parit pasar Suka Ramai diperoleh bakteri yang
terkandung adalah Rhodospirillum
rubrum.
Rhodospirillum
adalah genus bakteri fotosintetik dari
Rhodospirillaceae keluarga. sel-sel mereka umumnya berbentuk spiral, polarly flagellated dan mengandung
vesikuler, pipih membran fotosintesis ditumpuk (Singleton dan Sainbury).
Mereka berkisar dari tiga sampai sepuluh mikrometer panjang dan satu-setengah
sampai satu setengah mikrometer satu di lebar. Salah satu jenis spesies dari
genus ini adalah Rhodospirillum rubrum
adalah bakteri gram negatif yang
mengandung asam lemak tak jenuh dan jenuh (Amirien, 2011).
5.1.2 Pewarnaan Gram
Pada
percobaan dari tabel pengamatan untuk sampel air rendaman pir 20 jam ditemukan bakteri Rhodospirillum rubrum. Rhodospirillum
adalah genus bakteri fotosintetik dari
Rhodospirillaceae keluarga. sel-sel mereka umumnya berbentuk spiral, polarly flagellated dan mengandung
vesikuler, pipih membran fotosintesis ditumpuk (Singleton dan Sainbury).
Mereka berkisar dari tiga sampai sepuluh mikrometer panjang dan satu-setengah
sampai satu setengah mikrometer satu di lebar. Salah satu jenis spesies dari
genus ini adalah Rhodospirillum rubrum
adalah bakteri gram negatif yang
mengandung asam lemak tak jenuh dan jenuh (Amirien, 2011).
Oscillatoria
adalah genus dari berserabut Cyanobacterium
yang adalah nama untuk osilasi
dalam gerakannya. Filamen dalam koloni dapat geser bolak-balik terhadap satu
sama lain sampai massa seluruh reorientasi ke sumber cahaya. Hal ini umumnya
ditemukan di air-air palung, dan terutama biru-hijau atau coklat-hijau. Oscillatoria
adalah organisme yang mereproduksi oleh fragmentasi.
Oscillatoria bentuk filamen panjang sel yang dapat masuk ke fragmen
disebut hormogonia.
Hormogonia dapat tumbuh menjadi filamen baru yang
lebih panjang. Istirahat dalam filamen biasanya terjadi di mana sel-sel mati (necridia) yang hadir Oscillatoria
menggunakan fotosintesis untuk bertahan hidup dan bereproduksi.. Setiap filamen
Oscillatoria terdiri dari trikoma
yang terdiri dari baris sel. Ujung trikoma berosilasi seperti pendulum
(Wikipedia, 2012).
Mekanisme pewarnaan gram yaitu kristal
violet bersifat basa sehingga mampu berikatan
dengan sel mikroorganisme yang bersifat asam, dengan begitu sel mikroorganisme
yang transparan akan terlihat berwarna (Ungu). Iodium yaitu pewarna yang
berfungsi memfiksasi pewarna primer yang diserap mikroorganisme target.
Pemberian yodium pada pengecatan gram dimaksudkan untuk memperkuat pengikatan
warna oleh bakteri. Alkohol-aseton merupakan solven organik yang berfungsi
untuk membilas atau melunturkan kelebihan zat warna pada sel bakteri
(mikroorganisme). Pemberian alkohol pada pengecatan ini dapat mengakibatkan
terjadinya dua kemungkinan :
1.
Mikroorganisme (bakteri) akan tetap berwarna ungu.
2.
Bakteri menjadi tidak berwarna.
Safranin
berfungsi untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan pewarna utama
setelah perlakuan dengan alkohol.
Dari percobaan yang telah dilakukan pada air
rendaman pir 20 jam diperoleh bakteri Rhodospirillum
rubrum dan pada air rendaman pir 24 jam diperoleh bakteri Oscillatoria. Identifikasi mikroba yang didapat tidak sesuai
dengan sumber yang ada disebabkan waktu dekolorisasi terlalu pendek maka sel
bakteri gram positif mungkin akan tampak merah jika waktu dekolorisasi terlalu
lama sedangkan bakteri gram negatif akan tampak ungu bila waktu dekolorisasi
terlalu pendek. Dimana bakteri Rhodospirillum
rubrum dan Oscillatoria merupakan bakteri jenis gram negatif yang ditandai
dengan warna merah (Tarigan, 2011).
Secara teori salah satu bakteri yang menyerang buah pear adalah Erwinia amylovora. Erwinia adalah
sebuah genus bakteri gram negatif dari famili Enterobacteriaceae (Dwi, 2011).
Sedangkan
hasil yang didapat adalah bakteri Rhodospirillum
rubrum dan Oscillatoria
sehingga
hasil yang didapat tidak sesuai dengan teori. Hal ini disebabkan oleh
tercemarnya biakan (Kurniawan, 2012).
Jadi dapat disimpulkan percobaan untuk
pewarnaan gram tidak sesuai dengan teori dan bakteri yang terdapat pada
pengamatan buah pir juga tidak sesuai dengan teori.
Referensi :
Amiren, Ronye. 2011. Rhodospirillum Rubrum. roniamirin.blogspot.com/2011/04/ rhodospirillum-rubrum.html. Diakses pada : 7 Oktober 2012.
Dhyfa, Faiz. 2010. Rhodospirillum
Rubrum. http://www.scribd.com/doc/41981934/ Macam-macam-Bakteri.
Diakses pada : 7 Oktober 2012.
Dwi, Apriyanto. 2011. Erwinia Amylovora. http://ulerkepompongkupu.blogspot.
com/2011/12/erwinia-amylovora_08.html. Diakses pada : 7 Oktober 2012.
Helard, Denny dan Putri Sri Komala. 2005. Identifikasi
Mikroba Anaerob Dominan Pada Pengolahan Limbah Cair Pabrik Karet Dengan Sistem Multi Soil Layering (Msl). repository.unand.ac.id/4048/1/Deny_Helart_Artikel.pdf.
Diakses pada : 7 Oktober 2012.
Kurniawan,
Prasetyo Hendy. 2012. Identifikasi Bakteri – Morfologi Koloni Dan Morfologi
Sel. http://www.scribd.com/doc/89466956/P-Mikrobiologi-Acara-4-Identifikasi-Bakteri-Morfologi-Koloni-Dan-Morfologi-Sel.
Diakses pada : 7 Oktober 2012.
Mukarromah, Shofiyani. 2009. Laporan Praktikum
Mikrobiologi Dasar. http://www .scribd.com/doc/74672990/11/Pewarnaan-Gram.
Diakses pada : 7 Oktober 2012.
Tarigan, Era. 2011. Tujuan Membedakan Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif. http://www.scribd.com/doc/53611697/25146430-Tujuan-Membedakan-Bak
teri-Gram-Positif-Dan. Diakses pada : 7 Oktober 2012.
Ulfah, Adelaide Maria. 2011. Pewarnaan Gram. http://adelaidearsenal.blogspot .com/2011/10/
jurnal-pewarnaan-gram.html. Diakses pada : 7
Oktober 2012
Waluyo, Lud. 2010. Teknik dan Metode Dasar Mikrobiologi.
Universitas Muhammadiyah Malang : Malang.
Wikipedia. 2012. Oscilatoria.
http://en.wikipedia.org/wiki/Oscillatoria.
Diakses pada : 7 Okrober 2012.