Tokopedia

Tokopedia
Jas Hujan

Asidi Alkalimetri Laporan

Cara
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Titrasi adalah suatu metode penentuan kadar (konsentrasi) suatu larutan dengan larutan lain yang telah diketahui konsentrasinya. Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya (Wiro Alex, 2009).
Mempelajari titrasi amatlah penting bagi mahasiswa yang mengambil jurusan kimia dan bidang-bidang yang berhubungan dengannya. Titrasi sampai sekarang masih banyak dipakai di laboratorium industri disebabkan teknik ini cepat dan tidak membutuhkan banyak reagen.
Metode analisis dengan volumetri ataupun titrimetri menggunakan prinsip asam basa adalah asidi alkalimetri. Proses ini digunakan dalam perhitungan untuk menentukan kadar suatu zat berdasarkan perhitungan volume dengan larutan standar yang telah diketahui kadarnya dengan tepat.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu reaksi kimia dapat dijadikan basis titrasi:
1.  Reaksi tersebut harus diproses sesuai persamaan kimiawi tertentu. Seharusnya tidak ada reaksi sampingan.
2.  Reaksi tersebut harus diproses sampai benar-benar selesai pada titik ekivalen.
3.  Harus tersedia beberapa metode untuk menentukan kapan titik ekivalen tercapai.
4.  Diharapkan reaksi tersebut berjalan cepat, sehingga titrasi dapat diselesaikan dalam beberapa menit (Underwood, 1986).
Titran ditambahkan sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh keadaan dimana titran bereaksi secara ekivalen dengan analit, artinya semua titran habis bereaksi dengan analit keadaan ini disebut sebagai titik ekivalen.
Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya berubahan warna indikator disebut sebagai titik akhir titrasi. Titrasi yang bagus memiliki titik ekivalen yang berdekatan dengan titik akhir titrasi dan kalau bisa sama.

1.2  Perumusan Masalah
Hal-hal atau permasalahan yang timbul dalam percobaan penentuan asam asetat dengan titrasi Asidi-Alkalimetri ini adalah bagaimana cara untuk menentukan kadar suatu larutan asam ataupun basa dengan prinsip titrasi Asidi-Alkalimetri.

1.3  Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari titrasi asidi- alkalimetri, dalam penentuan kadar Asam Asetat.

1.4  Manfaat Percobaan
Manfaat yang dapat diambil dari percobaan Asidi Alkalimetri ini antara lain :
1.      Dapat mengetahui dan memahami prinsip titrasi Asidi Alkalimetri.
2.      Dapat melaksanakan percobaan Asidi Alkalimetri dengan tepat dan benar.
3.Dapat menentukan kadar sampel larutan asam asetat sesuai dengan prinsip titrasi Asidi Alkalimetri.

1.5  Ruang Lingkup Percobaan
Praktikum Kimia Analisa modul Analisis Volumetrik – Titrasi Asam Basa ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Analisa, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara dengan kondisi ruangan :
Tekanan           : 760mmHg
                                          Suhu                : 30 oC
Adapun bahan-bahan yang digunakan selama percobaan ini adalah asam cuka Beras  (CH3COOH),asam sulfat (H2SO4) 0,3 M, natrium hidroksida (NaOH) 0,2 N, dan indikator phenolphtalein. Sedangkan peralatan-peralatan yang digunakan selama percobaan ini adalah statif dan klem, buret, beaker glass, erlenmeyer, gelas ukur, pipet tetes, corong dan batang pengaduk.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asidi-Alkalimetri
Asidimetri adalah analisa titrimetri yang menggunakan asam kuat sebagai titrannya dansebagai analitnya adalah basa atau senyawa yang bersifat basa. Sedangkan alkalimetri padaprinsipnya adalah analisa titrimetri yang menggunakan basa kuat sebagai titrannya dananalitnya adalah asam atau senyawa yang bersifat asam (Rattiqah, 2011)
G.N. Lewis menyatakan bahwa konsep asam dan basa dapat berlaku umum untuk mencakup reaksi reaksi oksida asam dan oksida basa dan sejumlah reaksi lainnya, termasuk reaksi transfer proton. 
Menurut konsep ini, suatu asam lewis adalah spesi yang dapat membentuk ikatan kovalen dengan menerima pasangan elektron bebas dari spesi yang lain (asam sebagai akseptor pasangan elektron bebas). Suatu basa Lewis adalah spesi yang dapat membentuk ikatan kovalen dengan memberikan pasangan elektron kepada spesi lain. Konsep asam-basa Lewis dan Bronsted-Lowry berbeda menurut cara pandangnya terhadap reaksi kimia tertentu.
Proton adalah suatu akseptor (penerima) pasangan elektron bebas, yang menurut Lewis adalah asam. Ammonia yang memiliki pasangan elektron bebas merupakan donatur pasangan elektron bebas, karena itu amonia adalah basa Lewis.
(Adipedia,2013b)

2.2  Titrasi Asam-Basa
Salah satu aplikasi stoikiometri larutan adalah titrasi. Titrasi merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadarnya atau konsentrasinya. Suatu zat yang akan ditentukan konsentrasinya disebut sebagai “titran” dan biasanya diletakkan di dalam labu erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer atau titrat  dan biasanya diletakkan di dalam buret. Baik titer maupun titran biasanya berupa larutan.
Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa atau aside alkalimetri, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya (Pangganti, 2012).
                    
2.3  Prinsip Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titrant ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen (artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai titik ekuivalen, yaitu titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan : [H+] = [OH-]. Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator disebut sebagai titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik ekuivalen (Lestari, 2012).
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalen”.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.
Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indikator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes. Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik ekuivalen, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indikator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator disebut sebagai “titik akhir titrasi” (Wiro Alex, 2009).
Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian catat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan  konsentrasi titer maka bisa dihitung konsentrasi titran tersebut.
Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan (netralisasi). Salah satu contoh titrasi asam basa yaitu titrasi asam kuat-basa kuat seperti natrium hidroksida (NaOH) dengan asam hidroklorida (HCl), persamaan reaksinya sebagai berikut:
NaOH(aq) + HCl(aq)  => NaCl (aq) + H2O(l)
contoh lain yaitu:
NaOH(aq) + H2SO4(aq)   =>  Na2SO4 (aq) + H2O(l)

2.4  Faktor Yang Mempengaruhi Titrasi Asam Basa
Faktor yang mempengaruhi titrasi asam basa berhubungan dengan kelayakan praktis dari titrasi. Beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain :
1.   Besarnya tetapan kesetimbangan
Konsentrasi zat yang dititrasi dan titran mempengaruhi besarnya ∆pH. Namun jika kita diberikan sekumpulan kondisi tertentu yang harus dipenuhi, kita dapat membuat suatu perhitungan yang lebih sederhana untuk menentukan besarnya K, umumnya diinginkan agar semua zat yang dititrasi diubah menjadi produk pada atau didekat titik ekivalen.
2.   Pengaruh Konsentrasi
Pengaruh konsentrasi dapat dilihat dari gambar 2.2

Gambar 2.2 Grafik Pengaruh konsentrasi pada kurva titrasi asam basa
         (Day dan Underwood, 2002)

Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. `Semakin kecil nilai Ka, makin tinggi pH pada titik ekivalen dan makin kecil ∆pH.
2.  Meningkatnya HA yang dititrasi dalam volume awal akan menurunkan ∆pH.
3.  Jumlah HA yang dititrasi sama, tetapi volume awal dikurangi maka meningkatkan ∆pH.
4.  Meningkatnya konsentrasi titran meningkatkan HA yang dititrasi dalam volume   awal akan menurunkan ∆pH.

2.5 Indikator Titrasi
Berdasarkan senyawa yang menyusunnya, indikator titrasi asam – basa diklasifikasikan dalam 3 golongan yaitu :
 a. Indikator Ftalein dan Indikator Sulfoftalein
Indikator ftalein dibuat dengan kondensasi anhidrida ftalein (anhidrida ftalat) dengan fenol yaitu terbentuk fenolftalein. Pada pH 8,0 – 9,8 berubah warnanya menjadi merah. Anggota-anggota lainnya ialah –Naftolftalein-o-cresolftalein, Thymolftalein. Indikator sulfoftalein dibuat dari kondensasi anhidrida ftaleindan sulfonat. Yang termasuk dalam kelas ini adalah Thymol blue, m-cresol purple, Chlorofenolred,Bromofenolred, Bromofenolblue, Bromocresolred, dan sebagainya
b. Indikator Azo
Indikator azo diperoleh dari reaksi amina aromatik dengan garam diazonium, misalnya Methyl yellow atau p-dimetil amino azo benzene. Methyl Orange, methyl Red dan Tropaelino termasuk dalam golongan ini. Indikator azo menunjukkan  kenaikan disosiasi bila temperature naik. Proton ditarik dari ion amonium tersier meninggalkan suatu residu tak bermuatan.
c. Indikator Trifenil metana
Indikator Trifenil metana seperti Malachite Green, Methyl violet dan Kristal violet merupakan indikator yang memiliki 3 gugus fenol yang dirangkai oleh gugus metana (Hamdani, 2012).

2.6 Aplikasi Asidi-Alkalimetri
2.6.1    Penentuan Kadar Karbonat dan Hidrogen Karbonat
     Asam karbonat merupakan asam diprotik, yang dapat membentuk garam karbonat dan garam hidrogen karbonat. Dalam air kedua garam ini bersifat basa sehingga secara bertahap dapat dititrasi dengan asam kuat. Persamaan reaksi yang terjadi antara asam garam karbonat dan garam hidrogen karbonat dengan asam kuat adalah :
CO32- (aq)  + H+ (aq)  ® HCO3- (aq)       pKa = 6,37       (1)
HCO32- (aq)  + H+ (aq)  ® H2CO3 (aq)      pKa = 10,32    (2)
Mekanisme reaksi yang terjadi antara lain, pertama, seluruh Na2CO3 bereaksi dengan HCl membentuk NaHCO3 , yang terjadi pada titik ekivalen (TE) pertama yaitu pada   pH TE = (6,37+10,32)/2 = 8,345. Kemudian NaHCO3 dari sampel dan NaHCO3 hasil perubahan Na2CO3 bereaksi dengan HCl membentuk H2CO3. Titik ekivalen reaksi ini terjadi pada pH sekitar 3,8.
Dari persamaan reaksi pertama, dapat diketahui jumlah mol Na2CO3 yang bereaksi setara dengan mol HCl pada reaksi pertama. Sedangkan jumlah mol NaHCO3 dari sampel setara dengan jumlah mol HCl pada reaksi kedua dikurangi jumlah mol HCl pada reaksi pertama.  Kadar analit dapat dihitung berdasarkan rumus :
Kadar analit (%) = M x V x P x MR analit x 1/gr sampel x 100%
M = konsentrasi analit
V = volum analit
P = faktor pengenceran




BAB III
BAHAN DAN PERALATAN

3.1 Bahan dan Fungsi
Adapun bahan percobaan yang digunakan yaitu sebagai berikut :
3.1.1 Asam Asetat (CH3COOH)
         Fungsi  : sebagai zat yang akan ditentukan kadar asam asetatnya
A.    Sifat Fisika
1. Rumus molekul                  : CH3COOH
2. Massa molar                      : 60,05 gram/mol
3. Titik lebur                          : 16,5 oC
4. Titik didih                         : 118,1 oC
5. Densitas                             : 1,049 gcm-3
         B. Sifat Kimia
1.   Memiliki konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6,2.
2.   Bersifat korosif terhadap banyak logam seperti besi, magnesium, dan seng.
3.   Asam asetat mengalami reaksi-reaksi asam karboksilat, misalnya menghasilkan garam asetat bila bereaksi dengan alkali.
4.   Molekul-molekul asam asetat berpasangan membentuk dimer yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen.
5.   Salah satu asam karboksilat yang paling sederhana, setelah asam format.
(Wikipedia, 2011a)

3.1.2 Asam Sulfat (H2SO4)
         Fungsi : sebagai larutan untuk menstandarisasi larutan NaOH
A. Sifat Fisika
1. Massa molar                       : 98,08 g/mol
2. Densitas                             : 1,18 g/cm3
3. Titik leleh                           : -27,32 oC (247K) larutan 38%
4. Titik didih                          : 110 °C (383 K), larutan 20,2%
5. Kelarutan dalam air           : tercampur penuh
B.  Sifat Kimia  
1.   Asam sulfat bersifat korosif.
2.   Asam sulfat adalah asam kuat.
3.   Asam yang mempunyai dua valensi.
4.   Menghasilkan panas apabila dicampurkan dengan air.
5. Tak berwarna.
(Wikipedia, 2011b)      

3.1.3 Natrium Hidroksida (NaOH)
Fungsi : sebagai peniter untuk mentitrasi sampel.
A. Sifat Fisika
1.   Rumus molekul                    : NaOH
2.   Berat molekul                       : 39,9971 gram/mol
3.   Densitas                               : 2,13 g/cm3 padat
4.   Titik lebur                             : 318 oC (591 K)
5.   Titik didih                            : 1388 oC (1661 K)
B. Sifat Kimia
1.   Berwarna putih atau praktis putih
2.   Larut dalam etanol dan air
3.   Tidak larut dalam dietil eter
4.   Mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida
5.   Menyerap karbon dioksida dari udara bebas secara spontan
(Wikipedia, 2011c)

3.1.4   Phenolphthalein (C20H14O4)
Fungsi : sebagai indikator yang menunjukkan titik akhir titrasi.
A. Sifat Fisika
1.   Rumus molekul                    : C20H14O4
2.   Berat molekul                       : 318,32 g/mol
3.   Titik lebur                             : 263 oC
4.   Densitas                                : 1,299 gr/cm3 pada 32 oC
5.   Berbentuk kristal
B. Sifat Kimia
1.   Stabil di bawah suhu normal dan tekanan
2.   Bahan yang tidak cocok kelebihan panas
3.   Oksidator kuat
4.   Bahaya dekomposisi produk karbon monoksida, karbon dioksida
5.   Bahaya polimerisasi tidak akan terjadi
(Material Safety Data Sheet, 1996a)

3.1.5   Aquades (H2O)
Fungsi: sebagai zat pelarut.
A.  Sifat Fisika
1.    Berat Molekul                  : 18,02 gr/mol
2.    Bentuk                             : Cairan
3.    Titik Lebur                       : 0 oC
4.    Titik Didih                       : 100 oC
5.    pH                                    : 7
B.  Sifat Kimia
1.    Bukan bahan berbahaya
2.    Memiliki sejumlah momen dipol
3.    Merupakan pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia
4.    Mengalami proses elektrolisis air
5.    Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen
                   (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-)
              (Science Lab, 2005a)

3.2  Peralatan dan Fungsi
Adapun peralatan percobaan yang digunakan yaitu sebagai berikut :
1.   Pipet tetes
Fungsi : Untuk mengambil larutan dalam jumlah kecil.
2.    Erlenmeyer
Fungsi : Sebagai wadah zat yang akan dititrasi.
3.    Statif dan klem
Fungsi : Sebagai penyanggah berdirinya buret.
4.    Buret
Fungsi : Sebagai wadah pentiter.
5.    Beaker Glass
Fungsi : Sebagai tempat / wadah campuran zat diaduk.
6.    Corong
Fungsi : Untuk memasukkan larutan standar ke dalam buret.
7.    Batang Pengaduk
Fungsi : Untuk mengaduk dua zat yang dicampur agar terbentuk larutan yang homogen.
8.    Gelas Ukur
Fungsi : Mengukur larutan sesuai dengan volume yang diperlukan 
     dalam percobaan.


                                                       BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Percobaan
5.1.1 Penyiapan Larutan NaOH 0,2 N
Tabel 5.1 Data Penyiapan Larutan NaOH 0,2 N
Berat Kristal NaOH
Volume Pelarut
Konsentrasi NaOH
4 gram
500 ml
0,3 N

5.1.2 Standarisasi Larutan NaOH 0,2 N
Tabel 5.2 Data Standarisasi Larutan NaOH 0,2 N
No.
Volume H2SO4
Volume NaOH
N NaOH (teori)
N NaOH (praktek)
1
25 ml
76,3 ml


2
25 ml
79,7 ml
0,2 N
0,1925
Rata - rata
25 ml
78  ml



5.1.3. Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Cuka Beras
Tabel 5.3 Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Cuka Beras
NO.
Volume Sampel
Volume NaOH
Konsentrasi CH3COOH (teori)
Konsentrasi CH3COOH (praktek)
1

85 ml


2
25 ml
93 ml
0,7875 N
0,712 N
Rata-rata

89 ml






5.2 Pembahasan



Grafik penambahan volume NaOH pada sampel asam cuka Beras
Gambar 5.1 kenaikan pH asam cuka
Dari grafik kenaikan pH diatas, dapat dilihat bahwa setiap pentitrasian NaOH 0,2 N sebanyak 15 ml pada sampel cuka Beras  dengan kadar 4,5%, pH larutan tersebut akan naik secara konstan, sampai pada penambahan NaOH 0,2 N sebanyak 105 ml, pada penambahan 105 ml NaOH 0,2 N, CH3COOH habis bereaksi, atau melewati titik ekuivalennya sehingga pH larutan naik dengan drastis.
Pada mulanya sebelum ditambahkannya NaOH kedalam larutan, larutan memilki pH 2,42, dari penambahan volume NaOH pada 15 ml pH larutan naik menjadi 3,9, dari penambahan volume NaOH pada 30 ml pH larutan naik menjadi 4,387, dari penambahan volume NaOH pada 45 ml pH larutan naik menjadi 4,67, dari penambahan volume NaOH pada 60 ml pH larutan naik menjadi 4,938, dari penambahan volume NaOH pada 75 ml pH larutan naik menjadi 5,24, dari penambahan volume NaOH pada 89 ml pH larutan naik menjadi 5,71, dan mendekati titik ekuivalen, dari penambahan volume NaOH pada 89 ml pH larutan naik menjadi 5,71, dapat kita lihat bawah pH bertambah drastis hal ini dikarenakan titrasi sudah melewati titik ekuivalen.
Pada mulanya perubahan pH sangat lamban, tetapi ketika mendekati titik ekuivalen perubahannya drastis. Gejala ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada awal titrasi, terdapat sejumlah besar H+ dalam larutan. Pada penambahan sedikit ion OH, pH berubah sedikit, tetapi mendekati titik ekuivalen, konsentrasi H+ relatif sedikit sehingga penambahan sejumlah kecil OH dapat mengubah pH yang sangat besar.
Titik akhir titrasi dapat sama atau berbeda dengan titik ekuivalen bergantung pada indikator yang digunakan. Jika indikator yang dipakai memiliki trayek pH 6–8 (indikator BTB), mungkin titik akhir titrasi sama dengan titik ekuivalen. Titik akhir titrasi adalah saat titrasi dihentikan ketika campuran tepat berubah warna. Pada umumnya, pH pada titik akhir titrasi lebih besar dari pH titik ekuivalen sebab pada saat titik ekuivalen tercapai, larutan belum berubah warna apabila indikator yang digunakan adalah phenolphthalein (Budiyanto, 2012).
Diperoleh konsentrasi asam asetat dalam cuka adalah 0,7875 N, dengan kadar asam cuka adalah 4,068% dan persen ralat penentuan kadar asam asetat 9,58%
Hasil yang diperoleh dari percobaan ini dapat menyimpang dari teori. Adapun hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyimpangan tersebut antara lain:
·      Tidak / kurang telitinya dalam pembacaan buret.
·      Kurang murninya bahan-bahan yang dipakai.
·      Kurang telitinya saat titrasi.


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
      Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1.      Dari hasil percobaan, diperoleh konsentrasi asam asetat pada sampel Cuka Beras  adalah 0,712 N.
2.      Dari hasil percobaan, kadar asam asetat pada sampel Cuka Beras, adalah 4,068 %.
3.      Dari hasil percobaan, dihitung % ralat dalam percobaan yang dilakukan pada sampel Cuka Beras  adalah 9,58%.
4.      Dari hasil percobaan, pH meningkat seiring dengan penambahan larutan NaOH.
5.      Pada titrasi asam lemah dengan basa kuat indikator yang sesuai adalah phenolphthalein.

6.2  Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari percobaan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1.      Sebaiknya pada percobaan diadakan titrasi balik supaya kita bisa mengamati perbedaan basa kuat yang mentitrasi asam lemah dan asam lemah yang mentitrasi basa kuat dengan menggunakan indikator yang sama sehingga percobaan pun jadi bervariasi.
2.        Sebaiknya diadakan variasi sampel supaya diperoleh hasil yang bervariasi, contohnya : cuka apel, tablet redoxon, dll.

DAFTAR PUSTAKA

Adipeida. 2013b. Teori Tentang Asam Basa. http://kimia-asyik.blogspot.com/2009/11/teori-asam-basa.html  Diakses pada 2 Juni 2013
Budiyanto. 2012. Titrasi Asam Basa (Penambahan Asam dan Basa). http://budisma.web.id Diakses pada 12 Juni 2013
Day, RA dan A.L Underwood. 1981. Analisa Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta
Hamdani, Syarif. 2012. Indikator Titrasi Asam Basa. http://catatankimia.com Diakses pada 2 Juni 2013
Lestari, Iin. 2012. Prinsip Titrasi Asam Basa. http://iinlestari.wordpress/ prinsiptitrasiasambasa.com Diakses pada 2 Juni 2013
Pangganti, Esdi. 2011. Titrasi Asam Basa. . http ://komunitaskimiasma. Blogspot.com Diakses pada 2 Juni 2013
Science lab, 2005a. Air .http://www.sciencelab.com Diakses pada 2 Juni 2013
Wikipedia. 2013a. Asidi-alkalimetri. http ://id.wikipedia.org/wiki/Asidi-alkalimetri Diakses pada 2 Juni 2013
            .  2011a. Asam Asetat. http://id.wikipedia.org.Asam_asetat  Diakses pada 2 Juni 2013
______.  2011b. Asam Sulfat. http://id.wikipedia.org.Asam_sulfat  Diakses pada 2 Juni 2013
______. 2011c. Natrium Hidroksida. http://id.wikipedia.org.Natrium_Hidroksida  Diakses pada 2 Juni 2013





Cara

1 comment:

  1. KISAH NYATA..............
    Ass.Saya ir Sutrisno.Dari Kota Jaya Pura Ingin Berbagi Cerita
    dulunya saya pengusaha sukses harta banyak dan kedudukan tinggi tapi semenjak
    saya ditipu oleh teman hampir semua aset saya habis,
    saya sempat putus asa hampir bunuh diri,tapi saya buka
    internet dan menemukan nomor Ki Kanjeng saya beranikan diri untuk menghubungi beliau,saya di kasih solusi,
    awalnya saya ragu dan tidak percaya,tapi saya coba ikut ritual dari Ki Kanjeng alhamdulillah sekarang saya dapat modal dan mulai merintis kembali usaha saya,
    sekarang saya bisa bayar hutang2 saya di bank Mandiri dan BNI,terimah kasih Ki,mau seperti saya silahkan hub Ki
    Kanjeng di nmr 085320279333 Kiyai Kanjeng,ini nyata demi Allah kalau saya tidak bohong,indahnya berbagi,assalamu alaikum.

    KEMARIN SAYA TEMUKAN TULISAN DIBAWAH INI SYA COBA HUBUNGI TERNYATA BETUL,
    BELIAU SUDAH MEMBUKTIKAN KESAYA !!!

    ((((((((((((DANA GHAIB)))))))))))))))))

    Pesugihan Instant 10 MILYAR
    Mulai bulan ini (juli 2015) Kami dari padepokan mengadakan program pesugihan Instant tanpa tumbal, serta tanpa resiko. Program ini kami khususkan bagi para pasien yang membutuhan modal usaha yang cukup besar, Hutang yang menumpuk (diatas 1 Milyar), Adapun ketentuan mengikuti program ini adalah sebagai berikut :

    Mempunyai Hutang diatas 1 Milyar
    Ingin membuka usaha dengan Modal diatas 1 Milyar
    dll

    Syarat :

    Usia Minimal 21 Tahun
    Berani Ritual (apabila tidak berani, maka bisa diwakilkan kami dan tim)
    Belum pernah melakukan perjanjian pesugihan ditempat lain
    Suci lahir dan batin (wanita tidak boleh mengikuti program ini pada saat datang bulan)
    Harus memiliki Kamar Kosong di rumah anda

    Proses :

    Proses ritual selama 2 hari 2 malam di dalam gua
    Harus siap mental lahir dan batin
    Sanggup Puasa 2 hari 2 malam ( ngebleng)
    Pada malam hari tidak boleh tidur

    Biaya ritual Sebesar 10 Juta dengan rincian sebagai berikut :

    Pengganti tumbal Kambing kendit : 5jt
    Ayam cemani : 2jt
    Minyak Songolangit : 2jt
    bunga, candu, kemenyan, nasi tumpeng, kain kafan dll Sebesar : 1jt

    Prosedur Daftar Ritual ini :

    Kirim Foto anda
    Kirim Data sesuai KTP

    Format : Nama, Alamat, Umur, Nama ibu Kandung, Weton (Hari Lahir), PESUGIHAN 10 MILYAR

    Kirim ke nomor ini : 085320279333
    SMS Anda akan Kami balas secepatnya

    Maaf Program ini TERBATAS .

    ReplyDelete